Langsung ke konten utama

DILAVER

6.

Lili menaruh kedua file milik Bu Resi di atas meja. Di janggal dengan gelas berisi air putih agar tidak hilang atau terbang karena angin.

Setelahnya dia bergegas menuju kelas untuk mengambil bekal siangnya.

"Gue udah duga kalau lo itu kabur karena nggak mau tepatin janji itu kan," ucap seseorang dari belakang.

Lili menoleh ke arah sumber suara.

Kedua matanya melebar setelah melihat wajah orang yang berbicara padanya. Kakinya ikut melemas dan jantungnya berdegup kencang tak karuan.

"Jangan sok kaget!"

"Lo tau darimana gue pindah kesini?"

Orang itu berdecak sambil memperhatikan mata Lili dengan lekat.

"Lo lupa gue siapa?!"

Lili menggigit bibir bawahnya dengan rasa tak karuan saat ini.

"Gu---gue mau ambil kotak makan di kelas, permisi," ucapnya sambil berbalik arah meninggalkan orang tersebut.

"Ingat, ya!! Lo nggak akan pernah bisa lolos dari gue sebelum Kakak gue sadar dari komanya!"

Dengan kecepatan penuh, Lili berjalan ke arah kelasnya untuk cepat-cepat mengambil kotak makan siangnya.

"Awas aja lo Veo!! Gue nggak akan tinggal diam, karena disini adalah wilayah gue!!" ucap Lili menggerutu di sepanjang koridor.

.

.

.

---Thank's For Reading---

°°°To Be Continue°°°

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DILAVER

4. Mereka berdua sama-sama tersenyum. Mengingat kejadian konyol di pantai kemarin. Pohon mangga belakang taman sekolah menjadi titik kumpul tempat tongkrongan Geng Venus. Dan saat ini hanya ada Aver dan Lili (gadis yang kemarin menolongnya di pantai). Mereka berdua mengobrol ditemani snack hasil jajanan di kantin sekolah tadi. "Jadi, lo kemarin-kemarin kemana aja?" tanya Aver menatap kedua mata Lili. "Gue nggak bisa bilang ke lo, ceritanya panjang." "Okey, no problem. Tapi, nanti lo bakal pindah lagi ke Jerman?" Lili balik menatap Aver dengan senyum di wajahnya. "Kemungkinan...," ucapnya. "Btw, tujuan lo bunuh diri kemarin karena apa?" tanya Lili tertawa. Aver malah tertawa balik mendengar pertanyaan dari gadis berambut hitam kecoklatan tersebut. "Emangnya gue kelihatan mau bundir, ya?" tanyanya balik. Lili mengerutkan keningnya dengan pertanyaan dari Aver. Lagi-lagi Aver tertawa melihat ekspresi Lili yang kebingungan namun me...

Antara Aku, Waktu & Memori

Aku teringat satu tahun lalu akan hal waktu, Berjalan beriringin bersama tangan yang berayun ditemani angin,  Suara klakson serta debu melengkapi suasana ibukota saat itu,  Hanya aku dan dia yang ada Sekarang yang kulihat,  Kulewati saat ini,  Tinggal sebuah memori yang masih tersimpan dirulung hati,  Membayangkan saat itu tawa ria,  Tanpa penganggu semesta,  Ataupun gedung yang menjulang tinggi,  Bahkan tugu monas, Serta st. Gondangdia adalah saksi memori, Yang ingin ku buang jauh ke dalam sumur tak berujung,  Jakarta, 24 Agustus 2019 F.A

DILAVER

3. Pasukan murid perempuan berseragam olahraga kuning memasuki area lapangan sekolah. Berbagai jenis wajah terlihat di sekeliling lapangan tersebut. Salah satu diantaranya anak perempuan dengan bandana di kepalanya menjadi pusat perhatian anak laki-laki yang sedang beristirahat. "Bro, siapa tuh?" tanya Gitran bernotaben wakil Geng Venus. Geng Venus adalah geng yang terkenal di Hirarki High School. Salah satunya karena para anggotanya yang tampan dan berstatus high class. Di lain hal, karena mereka mempunyai ketua geng yang keren, bijaksana dan antusias terhadap masalah-masalah sosial yang menyangkut sekolahnya. Namanya adalah Achiles Serkan Dilaver. Nama perpaduan dari dua negara hebat dengan arsitekturnya, yaitu Turki dan Yunani. Dengan resmi, geng ini dibentuk tanpa ada perselisihan antar anak-anak Hirarki. Anggotanya berjumlah 10 orang. Dua diantaranya teman masa kecil Aver, ketua Geng Venus. "Kayaknya ada anak baru bos." Aver yang sering kali dipanggil bos terse...