4.
Mereka berdua sama-sama tersenyum. Mengingat kejadian konyol di pantai kemarin.
Pohon mangga belakang taman sekolah menjadi titik kumpul tempat tongkrongan Geng Venus.
Dan saat ini hanya ada Aver dan Lili (gadis yang kemarin menolongnya di pantai). Mereka berdua mengobrol ditemani snack hasil jajanan di kantin sekolah tadi.
"Jadi, lo kemarin-kemarin kemana aja?" tanya Aver menatap kedua mata Lili.
"Gue nggak bisa bilang ke lo, ceritanya panjang."
"Okey, no problem. Tapi, nanti lo bakal pindah lagi ke Jerman?"
Lili balik menatap Aver dengan senyum di wajahnya.
"Kemungkinan...," ucapnya.
"Btw, tujuan lo bunuh diri kemarin karena apa?" tanya Lili tertawa.
Aver malah tertawa balik mendengar pertanyaan dari gadis berambut hitam kecoklatan tersebut.
"Emangnya gue kelihatan mau bundir, ya?" tanyanya balik.
Lili mengerutkan keningnya dengan pertanyaan dari Aver.
Lagi-lagi Aver tertawa melihat ekspresi Lili yang kebingungan namun menggemaskan.
"Lo kerjain gue?"
"Gue nggak kerjain lo sumpah. Tapi, kaget aja pas ada yang narik pinggang gue," jawabnya.
"Makanya gue nanya, Lo kemarin ngapain? Pakai acara pingsan segala."
"Gue lagi pasrah dan stress."
Lili menaikkan satu alisnya. Ia ingin mendengar penjelasan lengkap dari ucapan Aver.
"Pasrah karena Mamah yang terlalu banyak nuntut, dan stress karena keadaan."
"Drama banget hidup lo," selak Lili memutar matanya malas.
"Hidup lo terlalu santai," timpal Aver tak mau kalah.
Dengan malas, Lili memberikan senyum paksa di wajahnya.
"Senyum mulu lo." Aver menoyor kepala Lili pelan.
Beberapa detik kemudian mereka berdua lagi-lagi tertawa. Padahal nggak ada hal lucu yang baru saja dibahas. Namun saja menertawakan jalan hidup mereka yang bertolak belakang satu sama lain.
.
.
.
---Thank's For Reading---
°°°To Be Continue°°°
Komentar
Posting Komentar