7.
Suasana kantin saat ini penuh dan saling berdesakan. Tak terkecuali yang sedang asik mengobrol, padahal makan dan minum mereka sudah habis.
Kedatangan Aver dan teman-temannya menambah suasana kantin semakin riuh. Para siswi berteriak-teriak memanggil idola Geng Venus mereka masing-masing.
Gerombolan para cowok tersebut menuju tempat nongkrong favorit mereka.
Tapi, seseorang dengan berani telah menempati kawasan Geng Venus.
Dengan wajah datar, Aver beserta anak-anak Venus menghampiri tempat tongkrong mereka.
"Hello, permisi! Lo boleh pindah ke tempat yang kosong, asal jangan disini!" ucap Gitran mewakili suara Aver.
Tetapi, tak ada tanggapan atau gerakan yang diberikan dari orang tersebut.
Karena merasa di hiraukan, Aver melangkah sedikit lebih maju mendekati orang tersebut.
"Lo budek ya, Nyet?!" Aver berbisik padanya.
Cowok itu berdesis pelan meremehkan ucapan Aver.
"Oh iya, lupa gue budek! Katanya kalau ada orang budek harus ngalah." cowok itu berdiri dihadapan Aver.
"Anak baru jangan cari ribut dong!" balas Aver merapikan dasi cowok tersebut.
Cowok itu berdecak. "Ketua Venus jangan emosian dong!" balasnya merapikan dasi Aver seperti Aver melakukan hal itu padanya.
"Eh, Nyet! Lo tuh mau nya apa sih?!" tanya Kiano selaku anggota Geng Venus.
"Gue nggak mau apa-apa. Gue disini cuma mau makan siang, udah itu aja."
"Tapi, ini wilayah Geng Venus. Orang yang boleh duduk disini hanya anggota Venus, selain itu nggak diperbolehkan."
"Aturan dari mana?" tanya cowok itu santai.
"Gue," selak Aver menjawab pertanyaannya.
"Oh." cowok itu kembali duduk menyantap makan siangnya.
'Tap'
Aver menarik kerah seragam cowok itu ke tengah-tengah kantin.
"Mau apa Lo?" tanya cowok itu datar memperhatikan sekelilingnya.
Tiba-tiba saja...
'Bugh'
Satu pukulan mendarat dengan sempurna di sudut bibir cowok tersebut.
Ada bercak darah di tangan Aver setelah puas menonjok orang gila dihadapannya sekarang.
"Gila Lo!"
'Bugh'
Satu pukulan lagi mendarat di pelipis Aver. Dengan cepat Aver membalas pukulan tersebut dengan kekuatan penuh yang dimiliknya.
Kini mereka berdua saling tonjok-menonjok satu sama lain.
Suasana kantin bertambah samakin runyam dan riuh karena perkelahian tersebut.
"Berhenti!!" seorang perempuan berteriak di ujung pintu kantin menghentikan perkelahian dua orang tersebut.
.
.
.
---Thank's For Reading---
°°°To Be Continue°°°
Komentar
Posting Komentar