Langsung ke konten utama

DILAVER

8.

Desiran angin menyapa pepohonan taman belakang sekolah. Lili emang paling jagonya memilih tempat healing buat dirinya sendiri.

Ia baru saja menyelesaikan makan siangnya. Niatnya setelah selesai menghabiskan bekalnya adalah pergi ke perpustakaan.

Tapi, salah satu teman perempuannya datang teriak memanggil namanya.

"Lili! Li---lili!!" Putri menghampiri Lili dengan napas tergopoh-gopoh.

"Put, ada apa sih?" tanya Lili memberikan ruang duduk untuk Putri disampingnya.

"Berantem.."

"Berantem apa?"

"Kantin.." ucap Putri yang masih menyesuaikan napasnya.

"Kantin? Maksudnya?" Lili menatap wajah Putri.

"Mending lo minum dulu, terus atur napas, abis itu cerita." Lili memberikan air minum miliknya kepada Putri.

Putri mengikuti perintah Lili. Ia mengambil botol minum Lili, lalu menghabiskan air milik Lili untuk diteguknya.

"Li, Aver sama anak baru berantem di kantin, salah satu temen Aver udah ada yang panggil guru. Tapi, guru-guru baru aja mulai rapat, jadi belum ada bisa pisahin mereka berdua. Li, gue yakin lo bisa pisahin mereka, please," ucap Putri menjelaskan panjang lebar padanya.

Putri menggoyangkan bahu Lili, berusaha membujuk Lili agar mau memisahkan dua temannya yang sedang berkelahi.

"Okey." Lili bangun dari kursi taman dan berlari kearah kantin.

Putri ikut menyusul Lili dari belakang sambil membawa kotak makan dan botol minum milik Lili yang tertinggal di bangku taman.

Sesampainya Lili di pintu kantin, Ia berhenti melangkah melihat dua cowok yang belum saja berhenti berkelahi.

Kedua tangannya mengepal, sambil berjalan maju ke depan menghampiri Aver dan cowok yang Ia kenal itu.

"Berhenti!!"

Teriakan Lili seperti angin lewat yang tidak dihiraukan oleh kedua teman cowoknya.

Lili membelalakkan kedua matanya saat Aver ingin menyerang dengan satu pukulan hebat mengenai anak baru tersebut.

"Veo awas!"

Lili memeluk punggung Veo dengan kuat menarik kebelakang untuk menjauh dari pukulan Aver.

"Berhenti, gue mohon Ve." Lili masih memeluk punggung Veo dengan erat.

Veo yang masih berusaha untuk melepas pelukan Lili akhirnya luluh.

Ia berhenti memberontak.

Tangannya menggenggam lengan Lili dengan hangat.

Di sisi lain, teman-teman Aver langsung membawa Aver ke ruang UKS.

Suasana kantin kini mereda dan anak-anak Hirarki kembali ke kegiatannya masing-masing.

Lili masih memeluk Veo sampai dirinya benar-benar tenang sekarang.

"Li, gue laper." Veo menarik lengan Lili menuju meja kosong dekat penjual es buah.

.

.

.

---Thank's For Reading---

°°°To Be Continue°°°

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DILAVER

4. Mereka berdua sama-sama tersenyum. Mengingat kejadian konyol di pantai kemarin. Pohon mangga belakang taman sekolah menjadi titik kumpul tempat tongkrongan Geng Venus. Dan saat ini hanya ada Aver dan Lili (gadis yang kemarin menolongnya di pantai). Mereka berdua mengobrol ditemani snack hasil jajanan di kantin sekolah tadi. "Jadi, lo kemarin-kemarin kemana aja?" tanya Aver menatap kedua mata Lili. "Gue nggak bisa bilang ke lo, ceritanya panjang." "Okey, no problem. Tapi, nanti lo bakal pindah lagi ke Jerman?" Lili balik menatap Aver dengan senyum di wajahnya. "Kemungkinan...," ucapnya. "Btw, tujuan lo bunuh diri kemarin karena apa?" tanya Lili tertawa. Aver malah tertawa balik mendengar pertanyaan dari gadis berambut hitam kecoklatan tersebut. "Emangnya gue kelihatan mau bundir, ya?" tanyanya balik. Lili mengerutkan keningnya dengan pertanyaan dari Aver. Lagi-lagi Aver tertawa melihat ekspresi Lili yang kebingungan namun me...

Antara Aku, Waktu & Memori

Aku teringat satu tahun lalu akan hal waktu, Berjalan beriringin bersama tangan yang berayun ditemani angin,  Suara klakson serta debu melengkapi suasana ibukota saat itu,  Hanya aku dan dia yang ada Sekarang yang kulihat,  Kulewati saat ini,  Tinggal sebuah memori yang masih tersimpan dirulung hati,  Membayangkan saat itu tawa ria,  Tanpa penganggu semesta,  Ataupun gedung yang menjulang tinggi,  Bahkan tugu monas, Serta st. Gondangdia adalah saksi memori, Yang ingin ku buang jauh ke dalam sumur tak berujung,  Jakarta, 24 Agustus 2019 F.A

DILAVER

3. Pasukan murid perempuan berseragam olahraga kuning memasuki area lapangan sekolah. Berbagai jenis wajah terlihat di sekeliling lapangan tersebut. Salah satu diantaranya anak perempuan dengan bandana di kepalanya menjadi pusat perhatian anak laki-laki yang sedang beristirahat. "Bro, siapa tuh?" tanya Gitran bernotaben wakil Geng Venus. Geng Venus adalah geng yang terkenal di Hirarki High School. Salah satunya karena para anggotanya yang tampan dan berstatus high class. Di lain hal, karena mereka mempunyai ketua geng yang keren, bijaksana dan antusias terhadap masalah-masalah sosial yang menyangkut sekolahnya. Namanya adalah Achiles Serkan Dilaver. Nama perpaduan dari dua negara hebat dengan arsitekturnya, yaitu Turki dan Yunani. Dengan resmi, geng ini dibentuk tanpa ada perselisihan antar anak-anak Hirarki. Anggotanya berjumlah 10 orang. Dua diantaranya teman masa kecil Aver, ketua Geng Venus. "Kayaknya ada anak baru bos." Aver yang sering kali dipanggil bos terse...