Langsung ke konten utama

DILAVER-10

🍏

"Sakit bego!" desis Aver meringis kesakitan saat Gitran membubuhi kain berisi es batu pada luka lebam di pelipis Aver.



Gitran tak menanggapi ucapan Aver, Ia tetap fokus mengobati luka temannya itu.

Sedangkan teman-teman Aver yang lainnya sudah berada di kelas mengambil barang-barang mereka untuk segera pulang ke rumah.

"Aduh! Pelan-pelan goblog!" Aver menjitak kepala Gitran dengan keras.

Gitran menghela napasnya, berhenti mengompres lebam di pelipis Aver.

"Lagian lo ada-ada aja deh, pakai segala nyerang duluan ke anak baru itu." Gitran melangkah ke kamar mandi UKS untuk membuang air es yang sudah mencair.

"Jadinya kayak gini kan, yang susah gue-gue juga," lanjut Gitran.

"Bacot lo," balas Aver mengambil ponsel miliknya di saku celana.

Dari luar ruang UKS terdengar suara anak-anak Venus sedang berjalan menuju UKS.

Tujuan mereka datang ke UKS untuk menengok ketua mereka yang sedang diobati karena perkelahian tadi di kantin.

"Bos, lo nggak apa-apa kan?" tanya Yuda memeriksa kening Aver seperti layaknya seorang suster.

Aver menepis tangan Yuda dengan cepat. "Nggak apa-apa gue."

"Ternyata nama anak baru itu Adalrich Clodoveo," ucap Kiano menunjukkan layar ponselnya kepada Aver.

Semua anak-anak Venus langsung menyerbu ponsel Kiano, memperebutkan informasi yang baru saja Kiano sampaikan.

"Tapi, kenapa Lili kayaknya akrab banget ya sama anak baru itu?" ucap Gitran menanyakan hal itu pada sahabatnya.

Aver mengangkat bahunya. "Mana gue tau."

"Bro, liat tuh." Gitran menepuk pundak Aver dengan pandangan ke arah luar pintu UKS.

Pintu UKS Hirarki High School memang terbuat seluruhnya dari kaca stopsol. Jadi, sangat aman jika ada orang di dalam tanpa terlihat dari luar kaca. Sebaliknya, orang yang di dalam UKS bisa melihat sekitaran luar ruangan.

"Gila! Veo lebih tajir dari lo." Gitran menggelengkan kepalanya pelan.

"Bakal jadi bintang sekolah, Ver."

Ujar teman-temannya saat melihat pemandangan dari anak baru di sekolahnya tersebut.

Tanpa mereka sadari, seorang gadis kecil tengah memasuki UKS. Sekrup pintu berjalan ke dalam ruangan diikuti pintu yang terbuka lebar.

"Kalian ngapain?" tanya Lili melihat anak-anak Venus yang sedang fokus memperhatikan Veo diseberang sana.

Semuanya tersadar saat suara Lili yang tiba-tiba saja ada diantara para cowok-cowok tersebut.

"Lili," panggil Aver dengan canggung.

"Hai," balas Lili sambil tersenyum.

Lili segera menuju lemari UKS untuk menaruh kotak P3K yang tadi sempat Ia pinjam untuk mengobati luka Veo.

"Kalian nggak pulang?" tanya Lili polos.

"Oh iya pulang, ini lagi tunggu bos gue, Li," jawab Kiano.

"Bos harus banget di kawal terus, ya." Lili terkekeh pelan.

Aver berdehem sambil mengambil tas ransel di sampingnya.

"Pulang bareng gue," ucap Aver menarik lengan Lili keluar UKS.

.

.

.

---Thank's For Reading---

°°°To Be Continue°°°

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DILAVER

4. Mereka berdua sama-sama tersenyum. Mengingat kejadian konyol di pantai kemarin. Pohon mangga belakang taman sekolah menjadi titik kumpul tempat tongkrongan Geng Venus. Dan saat ini hanya ada Aver dan Lili (gadis yang kemarin menolongnya di pantai). Mereka berdua mengobrol ditemani snack hasil jajanan di kantin sekolah tadi. "Jadi, lo kemarin-kemarin kemana aja?" tanya Aver menatap kedua mata Lili. "Gue nggak bisa bilang ke lo, ceritanya panjang." "Okey, no problem. Tapi, nanti lo bakal pindah lagi ke Jerman?" Lili balik menatap Aver dengan senyum di wajahnya. "Kemungkinan...," ucapnya. "Btw, tujuan lo bunuh diri kemarin karena apa?" tanya Lili tertawa. Aver malah tertawa balik mendengar pertanyaan dari gadis berambut hitam kecoklatan tersebut. "Emangnya gue kelihatan mau bundir, ya?" tanyanya balik. Lili mengerutkan keningnya dengan pertanyaan dari Aver. Lagi-lagi Aver tertawa melihat ekspresi Lili yang kebingungan namun me...

Antara Aku, Waktu & Memori

Aku teringat satu tahun lalu akan hal waktu, Berjalan beriringin bersama tangan yang berayun ditemani angin,  Suara klakson serta debu melengkapi suasana ibukota saat itu,  Hanya aku dan dia yang ada Sekarang yang kulihat,  Kulewati saat ini,  Tinggal sebuah memori yang masih tersimpan dirulung hati,  Membayangkan saat itu tawa ria,  Tanpa penganggu semesta,  Ataupun gedung yang menjulang tinggi,  Bahkan tugu monas, Serta st. Gondangdia adalah saksi memori, Yang ingin ku buang jauh ke dalam sumur tak berujung,  Jakarta, 24 Agustus 2019 F.A

DILAVER

3. Pasukan murid perempuan berseragam olahraga kuning memasuki area lapangan sekolah. Berbagai jenis wajah terlihat di sekeliling lapangan tersebut. Salah satu diantaranya anak perempuan dengan bandana di kepalanya menjadi pusat perhatian anak laki-laki yang sedang beristirahat. "Bro, siapa tuh?" tanya Gitran bernotaben wakil Geng Venus. Geng Venus adalah geng yang terkenal di Hirarki High School. Salah satunya karena para anggotanya yang tampan dan berstatus high class. Di lain hal, karena mereka mempunyai ketua geng yang keren, bijaksana dan antusias terhadap masalah-masalah sosial yang menyangkut sekolahnya. Namanya adalah Achiles Serkan Dilaver. Nama perpaduan dari dua negara hebat dengan arsitekturnya, yaitu Turki dan Yunani. Dengan resmi, geng ini dibentuk tanpa ada perselisihan antar anak-anak Hirarki. Anggotanya berjumlah 10 orang. Dua diantaranya teman masa kecil Aver, ketua Geng Venus. "Kayaknya ada anak baru bos." Aver yang sering kali dipanggil bos terse...