🍏
"Sakit bego!" desis Aver meringis kesakitan saat Gitran membubuhi kain berisi es batu pada luka lebam di pelipis Aver.
Gitran tak menanggapi ucapan Aver, Ia tetap fokus mengobati luka temannya itu.
Sedangkan teman-teman Aver yang lainnya sudah berada di kelas mengambil barang-barang mereka untuk segera pulang ke rumah.
"Aduh! Pelan-pelan goblog!" Aver menjitak kepala Gitran dengan keras.
Gitran menghela napasnya, berhenti mengompres lebam di pelipis Aver.
"Lagian lo ada-ada aja deh, pakai segala nyerang duluan ke anak baru itu." Gitran melangkah ke kamar mandi UKS untuk membuang air es yang sudah mencair.
"Jadinya kayak gini kan, yang susah gue-gue juga," lanjut Gitran.
"Bacot lo," balas Aver mengambil ponsel miliknya di saku celana.
Dari luar ruang UKS terdengar suara anak-anak Venus sedang berjalan menuju UKS.
Tujuan mereka datang ke UKS untuk menengok ketua mereka yang sedang diobati karena perkelahian tadi di kantin.
"Bos, lo nggak apa-apa kan?" tanya Yuda memeriksa kening Aver seperti layaknya seorang suster.
Aver menepis tangan Yuda dengan cepat. "Nggak apa-apa gue."
"Ternyata nama anak baru itu Adalrich Clodoveo," ucap Kiano menunjukkan layar ponselnya kepada Aver.
Semua anak-anak Venus langsung menyerbu ponsel Kiano, memperebutkan informasi yang baru saja Kiano sampaikan.
"Tapi, kenapa Lili kayaknya akrab banget ya sama anak baru itu?" ucap Gitran menanyakan hal itu pada sahabatnya.
Aver mengangkat bahunya. "Mana gue tau."
"Bro, liat tuh." Gitran menepuk pundak Aver dengan pandangan ke arah luar pintu UKS.
Pintu UKS Hirarki High School memang terbuat seluruhnya dari kaca stopsol. Jadi, sangat aman jika ada orang di dalam tanpa terlihat dari luar kaca. Sebaliknya, orang yang di dalam UKS bisa melihat sekitaran luar ruangan.
"Gila! Veo lebih tajir dari lo." Gitran menggelengkan kepalanya pelan.
"Bakal jadi bintang sekolah, Ver."
Ujar teman-temannya saat melihat pemandangan dari anak baru di sekolahnya tersebut.
Tanpa mereka sadari, seorang gadis kecil tengah memasuki UKS. Sekrup pintu berjalan ke dalam ruangan diikuti pintu yang terbuka lebar.
"Kalian ngapain?" tanya Lili melihat anak-anak Venus yang sedang fokus memperhatikan Veo diseberang sana.
Semuanya tersadar saat suara Lili yang tiba-tiba saja ada diantara para cowok-cowok tersebut.
"Lili," panggil Aver dengan canggung.
"Hai," balas Lili sambil tersenyum.
Lili segera menuju lemari UKS untuk menaruh kotak P3K yang tadi sempat Ia pinjam untuk mengobati luka Veo.
"Kalian nggak pulang?" tanya Lili polos.
"Oh iya pulang, ini lagi tunggu bos gue, Li," jawab Kiano.
"Bos harus banget di kawal terus, ya." Lili terkekeh pelan.
Aver berdehem sambil mengambil tas ransel di sampingnya.
"Pulang bareng gue," ucap Aver menarik lengan Lili keluar UKS.
.
.
.
---Thank's For Reading---
°°°To Be Continue°°°
Komentar
Posting Komentar